Minggu, 14 Desember 2008

KUTIPAN LENGKAP
SURAT KABAR BORNEO SINBUN *)
Komplotan besar jang mendoerhaka oentoek melawan Dai Nippon soedah dibongkar sampai keakar-akarnja. Salah satoe pasoekan Angkatan Laoet di Pontianak jang sedjak dahoeloe mengetahoei tentang tersemboenjinja rantjangan komplotan melawan Dai Nippon jang sangat besar oekoerannja di daerah Kalimantan Barat, Pontianak, Singkawang dan sekitarnja sebagai poesatnja, senantiasa meneroeskan pengintipan dengan seksama, hingga pada soeboeh tanggal 23 Zyugatu (23 Oktober, pen) tahoen jang lampau melangsoengkan penangkapan besar jang pertama, dan pada soeboeh tanggal 24 Itigatu (24 Januari, pen) tahoen ini dioelangi penangkapan besar sekali lagi.

Sedjak itoe pemeriksaan teliti telah diteroeskan terhadap Dokoh Pontianak serta beberapa ratoes orang jang bersangkoetan jang soedah ditahan, maka achirdja terbongkar dengan sendjata-sendjatanja komplotan besar oentoek melawan Dai Nippon jang sangat mengedjoetkan orang. Oleh karena itoe baroe2 ini dalam sidang Madjelis Pengadilan Hoekoem Ketentaraan Angkatan Laoet, kepala2 komplotan serta lain-lainnja telah didjatoehkan hoekoeman mati, maka pada tanggal 28 Rokugatu (28 Juni 1944, pen) merekapoen telah ditembak mati.

Asal moelanja perkara ini memoelai dari Itigatu tahoen 17 Syowa (Januari 1942, pen) sewaktoe balatentara Dai Nippon mendoedoeki Pontianak.

Ketika itoe terdapatlah diantara pendoedoek daerah ini, Pontianak sebagai poesatnya, 13 badan perkoempoelan jang berpengaroeh. Pemimpin2 badan masing2 semoeanja dipengaroehi oleh ahli2 partai kiri diantara anggota2 Parindra serta pikiran komoenisme.
Apa jang diidam2kan oleh mereka ialah sambil mempergoenakan kekaloetan keamanan sewaktoe balatentara Dai Nippon memasoeki daerah ini, melaksanakan kemerdekaan Borneo Barat dengan sekaligoes.

Oleh sebab itoe sesoedah mengoelangi permoesjawaratan dengan semboenji, mereka jang sangat mendoerhaka itoe telah mendapat persetoedjoean soepaja mendjaga dengan seksama pemerintahan balatentara Dai Nippon, serta merantjangkan tindakan2 berkenaan dengan pergerakan kemerdekaan Borneo Barat.

Oleh karena mereka mengandoeng pikiran jang terlampau keras jang semata2 bermaksoed melawan Dai Nippon dan lagi ada jang berpendirian amat hebat soepaja menghapoeskan doea belas Dokoh jang berada sekarang djika “Negeri Rakjat Borneo Barat” soedah dibentoek, maka Al Qadri Dokoh Pontianak sangat terkedjoet hingga pada penghabisan boelan tiga tahoen itoe iapoen berdjandji akan toeroet mengambil dalam rantjangan melawan Dai Nippon bersama2 dengan 13 badan terseboet.

Selan dari itoe sesoedah permoesjawaratan Dokoh2 jang telah diadakan pada pertengahan boelan empat, Dokoh Pontianak telah mengoendang Dokoh lain oentoek memboedjoek mereka agar toeroet tjampoer tangan dalam rantjangan, hingga telah dapat memperoleh persetoedjoean mereka.

Pada masa itoe kedoea orang jaitoe Pattiasina bekas Hoofdcommies Pemerintah Belanda Almal’oen serta Richard bekas Hoofd Inspekteur van politie Pemerintah Belanda Almal’oen jang sedang ditawan oleh balatentara Dai Nippon dengan beralasan bahwa mereka berpendirian anti Dai Nippon, telah dibebaskan dari tawanan pada hari raja Kigensitsu tanggal 11 Nigatu, oleh karena mereka telah bersoempah setia kepada Kepala Pasoekan sambil berlagak dengan akal tjerdik poera2 mendjadi pro Dai Nippon.

Akan tetapi setelah dilepaskan dari tawanan, mereka dengan segera memimpin dari loear rapat ketiga belas badan terseboet, serta menghasoet dengan giat oentoek melawan Dai Nippon, hingga merekapoen mendjadi orang berpengaroeh dalam perkara ini.

Karena pada tanggal satoe boelan itoe pembesar Dai Nippon telah menjoeroeh dengan perintah balatentara oentoek memboebarkan serta melarang segala komplotan seperti Parindra serta lain2 badan politiek, maka anggota2 anti Dai Nippon sangat gempar.

Pada pertengahan boelan Gogatu (Mei, pen) selain dari wakil2 dari ketiga belas badan terseboet, orang2 jang boekan anggota badan terseboet seperti Pattiasina, soomukakarityo ketika itoe, Roebini, tabib partikoelir di Pontianak Si bekas dokter Luitenant klas I balatentara Belanda Almal’oen, Pangeran Agoeng, Sekretaris Dokoh Pontianak, Ng Ngiap Soen, Tyuka Sokeityo dll. kawan sepermoefakatan, djoemlah 22 orang telah berkoempoel dan mendapat kepoetoesan oentoek menghilangkan segala perselisihan diantara orang2, badan2, bangsa2, dan mendatangkan persatoean oemoem, soepaja dapat mentjapai maksoed bersama2 jaitoe melawan Dai Nippon dan lagi membentoek badan “Nissinkai” jang poera2 bersifat pro Dai Nippon dibawah pimpinan Noto Soedjono, Ketoea Oemoem Daerah Commissaris Parindra Kalimantan Barat agar garis perlawanan kepada Dai Nippon dapat disiapkan selekas moengkin.

Demikianlah mereka telah moelai mengoesahakan dengan giat pergerakan rakjat djelata, serta kian hari kian bertambah loeas pengaroehnja.

Dalam boelan toedjoeh tahun itoe Noto Soedjono Ketoea Oemoem “Nissinkai” terseboet telah menjampaikan permohonan kepada pemerintah balatentara soepaja badan terseboet diakoei sah, agar sifat pergerakan “Nissinkai” jang poera2 pro Dai Nippon dapat koeatkan lagi, akan tetapi dalam boelan sepoeloeh badan terseboet telah diperintah oleh Minseibu Pontianak Sibutyo oentoek diboebarkan.
Maka semendjak itoe mereka telah mempergoenakan “Pemoeda Moehammadijah” sehingga mendjadikan badan itoe sebagai sarang oentoek merantjangkan komplotan sambil mentjari perlindungan dibalik topeng poera2 perkoempoelan agama.

Pattiasina, Soomukakarityo Minseibu Pontianak Sibu, jang ketika itoe memegang rol jang oetama dalam oesaha merantjangkan komplotan penghianatan, melakukan kekoeasaan jang sangat berpengaroeh dengan mempergoenakan pangkat sendiri, hingga keangkatan ataoe keberhentian pegawai Indonesia semoeanja dikoeasainja.

Ia telah bersekongkol poela dengan Pangeran Adipati, waris Dokoh Pontianak serta Ng Ngiap Son, Kakyo Toseikaityo dll. dan semata2 menoenggoe akan datangnja kesempatan oentoek mengadakan pemberontakan melawan Dai Nippon.

Pada masa itoe pemimpin2 komplotan penghianatan telah mendapat kesimpoelan berdasarkan berbagai2 kabar jang telah didengar dari penjiaran kabar bohong dari pihak moesoeh bahwa balatentara pergaboengan Amerika dan Australia akan datang menjerang Hindia Timoer dalam boelan doea belas, jang mana tidak beralasan sama sekali sampai kita tak dapat menahan tertawa gelak2.

Tambahan poela karena mereka soedah dapat mengetahoei bahwa di Bandjarmasin djoega kawan2 penghianat di bawah pimpinan bekas Goebernoer Haga akan berontak, maka orang2 jang berpendirian soeka berani berontak dengan selekas moengkin seperti Pattiasina, Panangian, Adipati dll. hendak melangsoengkan pemberontakan melawan Dai Nippon menoeroet rantjangan.

Karena propaganda kabar bohong Amerika dan Inggeris moelai penghabisan tahoen 17 Syowa (1942, pen) sampai kira2 pertengahan tahoen 18 Syowa (1943, pen) terlampau hebat dan penoeh tipoe moeslihat berhoeboeng dengan moendoernja balatentara Djerman dari Stalinggrad, perpindahan haloean Dai Nippon dari Pulau Caudalcanal oentoek memadjoekan balatentaranja selain tempat serta berkenaan dengan balatentara AS meninggalkan Afrika Oetara, maka kaoem Tionghqa di Borneo Barat sedjak dahoeloe bertabiat oentoek berdiri di samping pihak jang beroentoeng sekonjong2 telah menjatakan sikapnja hingga toeroet mengambil bagian dalam oesaha merantjangkan komplotan dengan segenap hati.

Sementara itoe Makaliwij dan dr Soesilo masing2 Noomu Kakarityo dan Eisei Kansetukan Minseibu, sewaktoe itoe, telah datang di Pontianak dari Bandjarmasin dan telah beroesaha dengan giat sekali oentoek memperhoeboengkan dengan kawan2 sekomplotan ditiap2 daerah, hingga dapat menghasoet serta menghiboerkan hati mereka.

Akan tetapi Pattiasina dll sangat gempar, karena menerima kabar yang dikirim tergesa2 bahwa banjak kawan sekomplotan dari “Perkara Haga” telah ditangkap oleh pihak jang berwadjib di Bandjarmasin pada pertengahan boelan lima tahoen 18 Syowa.

Maka mereka poen telah beremboek dengan segera, tindakan2 jang perloe dan dapat persetoedjoean dengan soeara boelat oentoek melangsoengkan dengan pasti dan berani hati rantjangan jang soedah ditetapkan terlebih dahoeloe dengan bermaksoed mengadakan pemberontakan ra’jat djelata di Borneo Barat.
Maka sebagai badan poesat oentoek mengadakan pemberontakan rakjat djelata dalam boelan enam telah dibentoek perkomplotan rahasia “Soeka Rela” (Pasoekan Penjerboean Bersendjata).

Semendjak itoe mereka telah beberapa kali mengadakan rapat oentoek memperbintjangkan persediaan pemberontakan dan soedah mendapat kepoetoesan oentoek mengadakan pemberontakan pada permoelaan Zyunigatu tahoen 18 Syowa Desember 1943, pen), serta telah moefakat seloekbeloeknja. Pembentoekan pasoekan pemberontakan, pengoempoelan dan pengangkoetan alat sendjata mesioe, ongkos makanan dll.

Maka pada malam tanggal 16 Zyugatu (16 Oktober, pen) tahoen itoe pemimpin2 jang terkemoeka ada 69 orang banjaknja telah berkoempoel dengan semboenji didalam Gedoeng Medan Sepakat di Pontianak.

Setelah permoesjawaratan oemoem selesai jaitoe permoefakatan penghabisan tentang pemberontakan mendapat kepoetoesan2 tentang seloekbeloeknja pemberontakan seperti: pada poekoel 2.30 pagi tanggal 8 Zyunigatu (8 Desember, pen) memoelai penjerangan2, mendoedoeki Keibitai, memboenoeh pahlawan2 balatentara Dai Nippon, mendoedoeki tempat2 jang penting dalam kota, sementara itoe pasoekan lain menjerang roemah2 syutizi serta pegawai2 minseibu dan anggaoeta2 maskapai Nippon oentoek diboenoeh.

Selain itoe telah dirantjangkan djoega garis2 besar tentang pembentoekan Negeri seperti tertera dibawah ini:

Nama Negeri ditetapkan sebagai “Negeri Rakjat Borneo Barat” dimoefakatkan tentang tata negara, perbatasan negeri pemerintahan, modelnja bendera negeri, dipilih orang2 jang akan mendjabat pangkat seperti Minister Presiden Pangeran Adipati, Presiden Moeda Pattiasina, serta 18 menteri2, kepala sekretaris, Sityoo Pontianak, dimoefakatkan poela tindakan2 terhadap agama, pengadilan, toentoetan hakim, oeang siaran serta oetoesan istimewa jang akan dikirim ke Amerika dan Inggeris sesoedah negeri baroe dibentoek, begitoe djoega dari hal pertemoean oentoek merajakan kemenangan perang.

Maka semoeanja itoe chajal belaka jang dimimpikan oleh mereka tjita2 jang sama sekali tak dapat dioedjoedkan, jalah sebagai kata peribahasa “mengharap emboen di siang hari, hingga kita hanja sajang tentang kebodohan mereka”.

Demikianlah pada soeboeh tanggal 23 boelan 10 tahoen jang lampaoe, salah satoe pasoekan Angkatan Laoet di Pontianak jang mentjoerahkan seloeroeh tenaganja oentoek mengintip2 dengan amat teliti, serta mengintai dengan hati sabar satoe kesempatan oentoek mengadakan penangkapan dengan sekaligoes, telah melangsoengkan dengan tjepat penangkapan besar jang pertamakalinja hingga Pattiasina serta beberapa orang jang lain telah ditangkap.

Pemimpin2 lain jang terloepoet dari penangkapan ini merasa sangat gempar, dengan segera berkoempoel diistana Dokoh Pontianak dan di roemah Roebini oentoek meremboekkan tindakan2 jang haroes diambil, akan tetapi mereka tidak berdaja oentoek bertindak selekas moengkin jang selaras dengan keadaan, hingga mereka hanja bermoefakat oentoek menetapkan sikapnja setelah dapat menjelidiki bagaimana pemeriksaan dari pihak jang berwadjib.
Akan tetapi karena telah mengetahoei bahwa pemeriksaan sedang diadjoekan dengan tjekatan loear biasa, mereka telah membentoek rantjangan oentoek memboenoeh dengan memakai ratjoen pada anggaoeta Keibitai, soepaja dapat mentjapai maksoednja dengan sekaligoes sebeloem kawan sekomplotan dalam pendjara mengakoe segala rahasianja.

Permoefakatan tentang itoe telah dilakoekan beberapakali dan telah dibentoek rantjangan jang djahanam itoe sebagai perboeatan …

*) Koran ini tidak ditemukan sambungan halaman berbahasa Indonesia selanjutnya (halaman III dan IV) Edisi Nomor 135 Tahun II Tanggal 1 Juli 1944 (Sabtu, 1 Sitigatu 2604 atau Tahun 19 Syowa) Halaman I dan II. (Din Osman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar